MASA DEPAN BAHASA MADURA TERANCAM, PERGURUAN TINGGI DIMINTA BERPERAN AKTIF

- Rusli Djunaidi
- 13 Feb, 2025
BANGKALAN,
maduranetwork.id – Bahasa Madura merupakan bagian dari
identitas dan warisan budaya masyarakat Madura yang kaya akan nilai-nilai
kearifan lokal. Namun, eksistensinya kini menghadapi tantangan besar akibat
minimnya perhatian dari berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi.
Pada tahun 2024, bahasa
Madura telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTbI) oleh
Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia. Pengakuan ini seharusnya menjadi
pemicu bagi berbagai institusi pendidikan untuk lebih aktif dalam upaya
pelestariannya.
Sayangnya, hingga kini belum
ada perguruan tinggi di Madura yang membuka jurusan Sastra atau Pendidikan
Bahasa Madura. Hal ini berdampak pada kurangnya tenaga pengajar yang memiliki
latar belakang akademik di bidang tersebut.
"Akibatnya, pengajaran
bahasa Madura di sekolah-sekolah kurang optimal dan kurang mampu membangkitkan
minat siswa untuk mempelajarinya," ujar Muhaimin, guru Bahasa Madura di
SMP Asshomadiyah, Burneh, Bangkalan.
Ia menambahkan bahwa jika
kondisi ini terus dibiarkan, kemampuan menulis dan berbicara dalam bahasa
Madura akan semakin menurun. Dalam jangka panjang, bahasa ini bisa kehilangan
generasi penerus yang mampu menggunakannya dengan baik dan benar.
Perguruan tinggi di Madura
seharusnya menjadi garda terdepan dalam pelestarian bahasa dan budaya lokal.
"Pembukaan program studi Sastra atau Pendidikan Bahasa Madura bisa menjadi
langkah awal untuk mencetak tenaga pengajar yang berkualitas," harap Muhaimin.
Selain itu, keberadaan
program studi ini juga dapat memperkuat kajian akademik mengenai bahasa Madura,
sehingga tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang sesuai dengan tuntutan
zaman.
Di tengah arus globalisasi
yang semakin kuat, bahasa Madura berpotensi tergeser oleh bahasa lain yang
lebih dominan. Tanpa langkah konkret untuk mempertahankannya, bahasa ini bisa
semakin terpinggirkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Pelestarian bahasa
Madura membutuhkan upaya sistematis, salah satunya melalui pendidikan formal. Pengajaran
bahasa Madura di sekolah-sekolah dapat menjadi solusi untuk memastikan generasi
muda tetap mengenal dan menggunakannya," jelas Muhaimin.
Selain melalui pendidikan
formal, media massa juga bisa berperan dalam memperkuat eksistensi bahasa
Madura. Radio, televisi, surat kabar lokal, dan media sosial dapat menjadi
sarana efektif untuk memperkenalkan bahasa ini kepada masyarakat yang lebih
luas.
Tanpa peran aktif perguruan
tinggi dan kebijakan yang lebih serius dari pemerintah, pelestarian bahasa
Madura akan sulit dilakukan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan
sinergi dari berbagai pihak agar bahasa ini tetap lestari dan menjadi
kebanggaan masyarakat Madura di masa depan. (dj)
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *