Dari Produksi Genteng ke Kerupuk Poli, Transformasi Ekonomi Warga Andulang, Kecamatan Gapura
- Mohammad -
- 12 Mar, 2025
SUMENEP, MaduraNetwork.id – Industri rumah produksi genteng di Desa
Andulang, Kecamatan Gapura, Sumenep, mengalami kemerosotan akibat persaingan
dengan pabrikan besar. Namun, warga setempat tidak tinggal diam. Mereka
melakukan transformasi ekonomi dengan beralih ke produksi kerupuk poli, sebuah
inovasi yang kini mulai menarik perhatian pasar.
Sebanyak lima industri rumahan kerupuk poli telah
berkembang di desa ini, menghadirkan produk dengan cita rasa khas dan harga
yang kompetitif. Setiap pengusaha memiliki resep dan teknik produksi
tersendiri, sehingga produk yang dihasilkan memiliki ciri khas masing-masing.
Hal ini membuat kerupuk poli buatan Andulang semakin dikenal luas oleh
konsumen.
Salah satu kisah datang dari Ibu Aisyiya, seorang
ibu rumah tangga yang memulai usaha kerupuk poli sejak 2022. Dengan
memanfaatkan sumber daya lokal dan dibantu empat pekerja, ia mampu memproduksi
hingga 100 kg kerupuk poli per hari. Keberhasilannya menunjukkan bahwa inovasi
dan kerja keras dapat membantu usaha kecil bersaing di pasar. Proses produksi
di Andulang tetap mempertahankan nilai tradisional.
Ibu Aisyiya mengandalkan sinar matahari dalam
proses penjemuran kerupuk, yang sangat menentukan kualitas produk. Pendekatan
ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga menjaga keaslian rasa dan tekstur
kerupuk poli. Pemasaran kerupuk poli tidak terbatas hanya di Sumenep. Produk
ini telah merambah ke Kecamatan Lenteng, Ganding, serta daerah lain seperti
Pamekasan dan Sampang.
Bahkan, permintaan dari kawasan Tapal Kuda
menunjukkan besarnya potensi pasar bagi usaha ini. Untuk menjangkau berbagai
segmen konsumen, kerupuk poli dijual dalam beragam kemasan dan varian. Harga
yang ditawarkan berkisar antara Rp14 ribu hingga Rp16 ribu per kg, tergantung
pada rasa dan bumbu yang digunakan. Strategi ini memberikan fleksibilitas bagi
pembeli dalam memilih produk sesuai kebutuhan mereka.
”Kemasan satu kilogram yang memakai bumbu kami jual 16 ribu rupiah,
sedangkan yang tanpa bumbu kami lepas seharga 14 ribu. Sedangkan kemasan 5
kilogram yang berbumbu kami jual 80 ribu dan tidak memkai bumbu dijual 75
ribu,” ujar Ibu Aisyiya.
Selain itu, inovasi dalam bentuk produk juga
menjadi daya tarik tersendiri. Kerupuk poli Andulang hadir dalam bentuk
jari-jari, segitiga, dan segi empat. Meskipun belum mendapatkan bantuan modal
dari pihak luar, usaha ini terus berkembang berkat semangat dan ketekunan para
pengusaha lokal.
Transformasi ekonomi di Desa Andulang menjadi
contoh nyata ketahanan dan kreativitas masyarakat dalam menghadapi perubahan
zaman. Peralihan dari industri genteng ke kerupuk poli tidak hanya membantu
perekonomian lokal, tetapi juga membuka peluang baru bagi warga untuk terus
berinovasi dan berkembang di masa depan. (rba)
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *