:
Breaking News

Dari Produksi Genteng ke Kerupuk Poli, Transformasi Ekonomi Warga Andulang, Kecamatan Gapura

top-news
https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

SUMENEP, MaduraNetwork.id – Industri rumah produksi genteng di Desa Andulang, Kecamatan Gapura, Sumenep, mengalami kemerosotan akibat persaingan dengan pabrikan besar. Namun, warga setempat tidak tinggal diam. Mereka melakukan transformasi ekonomi dengan beralih ke produksi kerupuk poli, sebuah inovasi yang kini mulai menarik perhatian pasar.

 

Sebanyak lima industri rumahan kerupuk poli telah berkembang di desa ini, menghadirkan produk dengan cita rasa khas dan harga yang kompetitif. Setiap pengusaha memiliki resep dan teknik produksi tersendiri, sehingga produk yang dihasilkan memiliki ciri khas masing-masing. Hal ini membuat kerupuk poli buatan Andulang semakin dikenal luas oleh konsumen.

 

Salah satu kisah datang dari Ibu Aisyiya, seorang ibu rumah tangga yang memulai usaha kerupuk poli sejak 2022. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan dibantu empat pekerja, ia mampu memproduksi hingga 100 kg kerupuk poli per hari. Keberhasilannya menunjukkan bahwa inovasi dan kerja keras dapat membantu usaha kecil bersaing di pasar. Proses produksi di Andulang tetap mempertahankan nilai tradisional.

 

Ibu Aisyiya mengandalkan sinar matahari dalam proses penjemuran kerupuk, yang sangat menentukan kualitas produk. Pendekatan ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga menjaga keaslian rasa dan tekstur kerupuk poli. Pemasaran kerupuk poli tidak terbatas hanya di Sumenep. Produk ini telah merambah ke Kecamatan Lenteng, Ganding, serta daerah lain seperti Pamekasan dan Sampang.

 

Bahkan, permintaan dari kawasan Tapal Kuda menunjukkan besarnya potensi pasar bagi usaha ini. Untuk menjangkau berbagai segmen konsumen, kerupuk poli dijual dalam beragam kemasan dan varian. Harga yang ditawarkan berkisar antara Rp14 ribu hingga Rp16 ribu per kg, tergantung pada rasa dan bumbu yang digunakan. Strategi ini memberikan fleksibilitas bagi pembeli dalam memilih produk sesuai kebutuhan mereka.

 

”Kemasan satu kilogram yang memakai bumbu kami jual 16 ribu rupiah, sedangkan yang tanpa bumbu kami lepas seharga 14 ribu. Sedangkan kemasan 5 kilogram yang berbumbu kami jual 80 ribu dan tidak memkai bumbu dijual 75 ribu,” ujar Ibu Aisyiya. 

 

Selain itu, inovasi dalam bentuk produk juga menjadi daya tarik tersendiri. Kerupuk poli Andulang hadir dalam bentuk jari-jari, segitiga, dan segi empat. Meskipun belum mendapatkan bantuan modal dari pihak luar, usaha ini terus berkembang berkat semangat dan ketekunan para pengusaha lokal.

 

Transformasi ekonomi di Desa Andulang menjadi contoh nyata ketahanan dan kreativitas masyarakat dalam menghadapi perubahan zaman. Peralihan dari industri genteng ke kerupuk poli tidak hanya membantu perekonomian lokal, tetapi juga membuka peluang baru bagi warga untuk terus berinovasi dan berkembang di masa depan. (rba)

 

https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *