Dugaan Pemotongan Dana Bantuan Musola, Dinsos Sumenep Kembali Disorot
- Inyoman -
- 21 Apr, 2025
SUMENEP I MaduraNetwork.id – Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-PPPA) Kabupaten Sumenep kembali menjadi sorotan publik setelah mencuat dugaan pemotongan dana bantuan renovasi musola yang diduga dilakukan oleh oknum di lingkungan dinas tersebut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini,
bantuan dana untuk renovasi musola yang seharusnya bernilai Rp 15 juta, hanya
disalurkan sebesar Rp 2 juta kepada penerima manfaat.
"Benar, saya hanya dikasih Rp 2 juta untuk
renovasi musholla di dekat rumah saya," ujar Susanto, salah satu penerima
bantuan, saat dikonfirmasi oleh media ini.
Susanto mengungkapkan bahwa uang tersebut langsung
diminta untuk segera digunakan dalam renovasi, karena pihak dinas akan segera
menyusun laporan pertanggungjawaban (SPJ). Namun, menurutnya, jumlah tersebut
jauh dari cukup untuk membiayai renovasi sebuah musholla.
"Kalau cuma Rp 2 juta, mau direnovasi bagian
mana? Untuk beli semen saja tidak cukup, apalagi bahan bangunan lainnya dan
ongkos tukang," tegasnya.
Karena merasa tidak masuk akal, Susanto segera
berkoordinasi dengan pengurus musola lainnya. Hasil musyawarah memutuskan bahwa
dana bantuan tersebut dikembalikan kepada Dinsos, karena dianggap tidak layak
dan tidak sesuai dengan rencana awal bantuan.
"Uangnya saya titipkan ke sepupu saya di
Sumenep untuk dikembalikan, karena saya tidak memungkinkan datang langsung. Ada
surat pernyataan yang ditandatangani di atas materai, masih saya simpan, dan
sepupu saya juga pegang salinannya," ungkap Susanto.
Namun, upaya pengembalian dana tersebut menemui
jalan buntu. Menurut keterangan Susanto, Dinsos menolak menerima pengembalian
dana itu.
Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinsos-PPPA
Sumenep, Agus Boedyanto, mengakui pihaknya menolak pengembalian dana tersebut
karena harus mengikuti prosedur administrasi.
"Yang jelas saya tidak bisa menerima uang
tersebut untuk dikembalikan ke Dinsos, karena harus ada mekanismenya,"
terangnya saat dikonfirmasi.
Kasus ini menambah daftar panjang dugaan
penyalahgunaan bantuan sosial di lingkungan birokrasi daerah. Publik pun
berharap ada tindak lanjut serius dari pihak berwenang untuk mengusut tuntas
kasus ini dan memastikan tidak ada lagi bantuan sosial yang dimanfaatkan oleh
oknum untuk kepentingan pribadi. (sdm)
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *