Petani Sumenep Dinilai “Miskin” karena Gaya Hidup Sederhana, Bukan Kekurangan Uang
- Inyoman -
- 15 Aug, 2025
SUMENEP I MaduraNetwork.id – Isu kemiskinan di Kabupaten Sumenep kembali menjadi sorotan publik. Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), Sumenep menempati posisi ketiga terbawah di Jawa Timur dalam tingkat kemiskinan. Dari hasil pencacahan BPS, kelompok petani tercatat sebagai penyumbang angka kemiskinan tertinggi di daerah ini.
Temuan
itu dibenarkan oleh Inyoman Sudirman, seorang pemuda tani asal Kepulauan
Sapeken, Pulau Saebus. Ia menilai survei dan metode BPS sudah tepat dan sulit
dibantah.
“Petugas
BPS saat pendataan menanyakan hal-hal detail seperti seminggu makan apa,
lauknya apa, lantainya pakai keramik atau tidak, sebulan berapa kali beli baju,
tidur di kasur atau di lantai. Petani akan menjawab sesuai kebiasaannya,”
ujarnya.
Nyoman menjelaskan, kebanyakan petani terbiasa
makan sederhana, misalnya hanya tahu, tempe, atau ikan kering yang sekadar
dibubuhi garam. Mereka juga cenderung tidak membeli sepeda motor mahal atau
mobil, dan memilih rumah sederhana yang sekadar melindungi dari panas. Banyak
pula yang lebih nyaman tidur di lantai.
“Bukan berarti mereka tidak punya uang, tapi itu
memang pilihan hidup. Kalau soal harta dan tabungan, saya yakin banyak petani
yang lebih kaya daripada orang yang sering makan atau ngopi di kafe,”
ungkapnya.
Ia memberi contoh di daerah Batang-batang, ada
warga yang terbiasa tidur di pasir. “Jangan dikira mereka tidak mampu beli
kasur, mereka punya banyak uang. Hanya saja, kebiasaan itu sudah mendarah
daging,” tambahnya.
Menurut Nyoman, citra petani yang terkesan miskin
lebih disebabkan pola pikir (mindset) hidup sederhana. Bahkan, sebagian lebih
memilih berangkat umrah sekeluarga ketimbang membeli mobil.
Meski begitu, ia melihat perubahan positif dalam
beberapa tahun terakhir. “Sekarang kalau kita ke desa-desa, sudah banyak rumah
mewah, petani punya mobil, motor bagus. Ini menunjukkan ada tren baik
keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan petani,” tegasnya. (sdm)
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *