Tradisi Ter-ater di Desa Banjar Timur, Gapura, Perpaduan Kearifan Lokal dan Nilai Islam dalam Mempererat Silaturahmi
- Mohammad -
- 10 Mar, 2025
SUMENEP, MaduraNetwork.id - Desa Banjar Timur, Kecamatan Gapura, adalah sebuah desa yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani, memiliki tradisi unik bernama ter-ater. Tradisi ini merupakan bentuk perpaduan antara nilai-nilai Islam dan kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Ter-ater
bukan sekadar tradisi berbagi makanan, tetapi juga memiliki makna mendalam
dalam kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan agama masyarakat setempat.
Pelaksanaan
ter-ater biasanya dikaitkan dengan dua aspek utama, yaitu waktu dan
peristiwa. Dari sisi waktu, tradisi ini dilakukan pada hari-hari besar Islam
seperti Maulid Nabi, Idul Fitri, dan Idul Adha. Sedangkan dari sisi peristiwa, ter-ater
sering dijumpai dalam berbagai ritual siklus hidup, seperti kelahiran,
pernikahan, dan kematian.
Secara
umum, terdapat dua jenis ter-ater di Desa Banjar Timur, yakni ter-ater
utama yang berhubungan dengan hari besar Islam dan ter-ater pendamping
yang berkaitan dengan peristiwa tertentu. Namun, dalam beberapa kasus,
karakteristik ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi sosial-ekonomi
masyarakat setempat.
Dalam
pelaksanaannya, ter-ater tidak hanya sekadar berbagi makanan, tetapi
juga menjadi wujud rasa syukur dan sedekah. Makanan yang dibagikan pun memiliki
makna simbolis, mencerminkan nilai-nilai religius dan sosial. Dengan adanya
tradisi ini, masyarakat semakin menjaga tali silaturahmi serta memperkuat
ukhuwah Islamiyah.
Dari
sudut pandang akademis, tradisi ter-ater dapat dianalisis melalui
teori selamatan dari Clifford Geertz dan teori fungsionalisme
dari Bronislaw Malinowski. Geertz menjelaskan bahwa selamatan berperan
dalam menjaga keseimbangan emosional individu dalam masyarakat. Sementara itu,
Malinowski menekankan bahwa setiap unsur kebudayaan memiliki fungsi spesifik
dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, termasuk dalam tradisi ter-ater.
Bagi
masyarakat Banjar Timur, tradisi ini memiliki tiga fungsi utama. Pertama,
fungsi agama, yang menjaga dan memperkuat hubungan silaturahmi serta ukhuwah
Islamiyah. Kedua, fungsi sosial, yang menjadi media untuk mempererat hubungan
kekerabatan dan interaksi sosial antarwarga. Ketiga, fungsi budaya, yang
mencerminkan kearifan lokal dan karakter masyarakat Desa Banjar Timur.
Meski
zaman terus berkembang, ter-ater tetap menjadi bagian penting dalam
kehidupan masyarakat Banjar Timur. Tradisi ini bukan hanya sekadar warisan
budaya, tetapi juga sarana mempererat hubungan sosial dan memperkuat
nilai-nilai keagamaan yang terus dijaga oleh masyarakat setempat.
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *