:
Breaking News

KH Mufti Khazin Kembangkan Metode Al Fatih, Cara Cepat dan Mudah Mahir Membaca Kitab Gundul

top-news
https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

SUMENEP, maduranetwork.id – Membaca kitab kuning atau kitab Arab gundul (tulisan Arab tanpa harakat) merupakan keterampilan yang sangat dibutuhkan bagi setiap penimba ilmu syar’i.Kemampuan ini sangat membantu dalam memahami dalil dari Al-Kitab dan As-Sunnah. Namun, bagi sebagian santri, membaca kitab kuning sering dianggap sulit dan membingungkan. Untuk mengatasi hal ini, KH Mufti Khazin, pengasuh Pondok Pesantren Al Madinah Sumber Mas, telah mengembangkan sebuah metode yang dinamakan Metode Al Fatih.

Dalam wawancaranya dengan wartawan MaduraNetwork, KH Mufti Khazin menjelaskan bahwa nama Al Fatih dipilih untuk metode ini karena ia terinspirasi dari sejarah penaklukan Konstantinopel, yang selama 800 tahun dianggap sulit untuk ditaklukkan. "Seperti halnya Konstantinopel, belajar Nahwu dan membaca kitab gundul itu terasa sulit. Namun, dengan adanya Metode Al Fatih, kami berharap kesulitan itu bisa ditaklukkan, seperti penaklukan Konstantinopel setelah datangnya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Buktinya, anak usia SD sudah bisa belajar dengan metode ini," ujarnya.

Metode Al Fatih terdiri dari enam level yang dirancang secara sistematis dan bertahap untuk memudahkan santri dalam menguasai keterampilan membaca kitab gundul. Di level pertama, santri cukup dilatih untuk meningkatkan daya ingat mereka dalam membaca kitab gundul. Pada level kedua, mereka mulai diajarkan membaca dengan harokat dan memahami arti dari setiap kata. Di level ketiga, santri diharapkan mampu membaca kitab gundul beserta terjemahannya. Selanjutnya, pada level keempat, mereka mulai memahami kedudukan nahwu dalam teks. Pada level kelima, santri dapat memahami dengan shorofnya, dan pada level terakhir (level VI), mereka sudah mampu membaca kitab seperti Safinatun Naja, memahami kedudukan nahwunya, serta menjelaskan arti kalimat yang dibaca.

KH Mufti Khazin mengungkapkan bahwa inisiatif untuk mengembangkan Metode Al Fatih ini muncul karena keinginannya untuk memudahkan santri dalam mempelajari ilmu kitab kuning. "Sebagai pendidik, saya ingin memberikan cara yang lebih mudah dibandingkan metode-metode yang ada. Menurut saya, tidak ada murid yang bodoh, yang ada hanya guru yang belum mengetahui cara memperlakukan murid dengan benar. Metode Al Fatih ini lebih berbasis bimbingan, dan saya yakin ini akan lebih mudah diterima oleh santri," katanya.

Metode ini, menurut KH Mufti Khazin, sangat sederhana dan tidak membutuhkan banyak syarat. Yang penting, santri sudah bisa membaca Al-Qur’an dengan lancar. Saat ini, meskipun masih dalam tahap pengembangan, beliau optimis metode ini akan diterima oleh masyarakat secara luas dan dapat memberikan dampak yang positif dalam dunia pendidikan agama, khususnya dalam menguasai kitab kuning.

"Untuk sementara, Metode Al Fatih ini akan tetap menjadi andalan. Saya yakin metode ini akan diterima masyarakat secara lebih luas karena kelebihannya yang sederhana dan praktis," tambahnya.

Melalui Metode Al Fatih, KH Mufti Khazin berharap dapat membantu lebih banyak santri di Madura dan daerah lainnya untuk lebih cepat dan mudah menguasai keterampilan membaca kitab kuning, yang menjadi pondasi penting dalam memahami ilmu agama Islam. (sr)

 

https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *