Anggota FPP DPRD Sumenep, Juhari S.Ag, Dorong Santri Jadi Santripreneur Mandiri

- A Latif
- 23 Aug, 2025
SUMENEP I MaduraNetwork.id - Anggota DPRD Kabupaten Sumenep, Juhari, S.Ag menekankan pentingnya pembekalan keterampilan bagi para santri. Menurutnya, santri tidak cukup hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga perlu memiliki keahlian praktis yang bisa menjadi bekal hidup di masa depan.
Politisi
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dari daerah pemilihan VI, yang meliputi
Kecamatan Gapura, Batang-Batang, dan Dungkek ini menilai, santri memiliki
potensi besar untuk berkembang di dunia wirausaha. Dengan karakter yang
berpegang pada akhlak, mereka diyakini mampu bersaing sebagai pengusaha muda
yang tangguh.
Juhari yang
kini sudah empat periode duduk di kursi legislatif menegaskan, pesantren perlu
membuka lebih banyak program keterampilan. Ia menyebut sejumlah bidang yang
relevan dengan kebutuhan masyarakat, mulai dari bengkel, desain, peternakan,
servis handphone, hingga tata boga dan rias kecantikan. Semua itu bisa menjadi
pintu masuk kemandirian ekonomi bagi santri setelah lulus dari pesantren.
”Kalau
keterampilan ini dikembangkan secara serius, santri tidak hanya mandiri, tapi
juga mampu membuka lapangan kerja baru. Itu jelas kontribusi nyata untuk
mengurangi angka kemiskinan,” kata Juhari.
Menurut Juhari,
keunggulan santri ada pada kedisiplinan, kesederhanaan, dan semangat
kemandirian. Karakter tersebut, bila disertai keterampilan, bisa menjadi modal
berharga ketika mereka kembali ke masyarakat, baik untuk melanjutkan studi
maupun membangun usaha.
Politisi
asal Desa Grujugan, Kecamatan Gapura itu menambahkan, pesantren perlu
bertransformasi dalam menghadapi tantangan zaman. Bukan hanya mencetak ulama
dan akademisi, tetapi juga melahirkan generasi santri yang mampu menggerakkan
ekonomi masyarakat.
”Santri itu
tidak sebatas sarungan, mereka juga bisa menjadi pengusaha,” tegas alumni
Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah Sukorejo, Situbondo ini. Menurutnya,
anggapan lama yang membatasi santri hanya di lingkup kajian kitab kuning sudah
waktunya diubah.
Ia
optimistis, jika pesantren konsisten membekali santrinya dengan keterampilan
wirausaha, maka akan lahir lebih banyak pengusaha muda berintegritas. Hal itu
tidak hanya bermanfaat bagi diri mereka sendiri, tetapi juga memberikan dampak
besar bagi lingkungan sekitar.
Saat
ditemui MaduraNetwork, pria yang memiliki sense of humor tinggi ini menegaskan
kembali bahwa pesantren kini dituntut menjadi pusat pemberdayaan ekonomi.
Santri, katanya, adalah aset bangsa yang harus diberdayakan seoptimal mungkin.
”Dengan
perpaduan ilmu agama dan keterampilan hidup, santri akan menjadi pionir
perubahan. Dari pesantren akan lahir generasi tangguh, mandiri, dan berdaya
saing,” pungkasnya. (sal)
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *