:

Anggota FPP DPRD Sumenep, Juhari S.Ag, Dorong Santri Jadi Santripreneur Mandiri

top-news
https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

 SUMENEP I MaduraNetwork.id - Anggota DPRD Kabupaten Sumenep, Juhari, S.Ag menekankan pentingnya pembekalan keterampilan bagi para santri. Menurutnya, santri tidak cukup hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga perlu memiliki keahlian praktis yang bisa menjadi bekal hidup di masa depan.

 

Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dari daerah pemilihan VI, yang meliputi Kecamatan Gapura, Batang-Batang, dan Dungkek ini menilai, santri memiliki potensi besar untuk berkembang di dunia wirausaha. Dengan karakter yang berpegang pada akhlak, mereka diyakini mampu bersaing sebagai pengusaha muda yang tangguh.

 

Juhari yang kini sudah empat periode duduk di kursi legislatif menegaskan, pesantren perlu membuka lebih banyak program keterampilan. Ia menyebut sejumlah bidang yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, mulai dari bengkel, desain, peternakan, servis handphone, hingga tata boga dan rias kecantikan. Semua itu bisa menjadi pintu masuk kemandirian ekonomi bagi santri setelah lulus dari pesantren.

 

”Kalau keterampilan ini dikembangkan secara serius, santri tidak hanya mandiri, tapi juga mampu membuka lapangan kerja baru. Itu jelas kontribusi nyata untuk mengurangi angka kemiskinan,” kata Juhari.

 

Menurut Juhari, keunggulan santri ada pada kedisiplinan, kesederhanaan, dan semangat kemandirian. Karakter tersebut, bila disertai keterampilan, bisa menjadi modal berharga ketika mereka kembali ke masyarakat, baik untuk melanjutkan studi maupun membangun usaha.

 

Politisi asal Desa Grujugan, Kecamatan Gapura itu menambahkan, pesantren perlu bertransformasi dalam menghadapi tantangan zaman. Bukan hanya mencetak ulama dan akademisi, tetapi juga melahirkan generasi santri yang mampu menggerakkan ekonomi masyarakat.

 

”Santri itu tidak sebatas sarungan, mereka juga bisa menjadi pengusaha,” tegas alumni Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah Sukorejo, Situbondo ini. Menurutnya, anggapan lama yang membatasi santri hanya di lingkup kajian kitab kuning sudah waktunya diubah.

 

Ia optimistis, jika pesantren konsisten membekali santrinya dengan keterampilan wirausaha, maka akan lahir lebih banyak pengusaha muda berintegritas. Hal itu tidak hanya bermanfaat bagi diri mereka sendiri, tetapi juga memberikan dampak besar bagi lingkungan sekitar.

 

Saat ditemui MaduraNetwork, pria yang memiliki sense of humor tinggi ini menegaskan kembali bahwa pesantren kini dituntut menjadi pusat pemberdayaan ekonomi. Santri, katanya, adalah aset bangsa yang harus diberdayakan seoptimal mungkin.

 

”Dengan perpaduan ilmu agama dan keterampilan hidup, santri akan menjadi pionir perubahan. Dari pesantren akan lahir generasi tangguh, mandiri, dan berdaya saing,” pungkasnya. (sal)

 

https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *