DPRD Sumenep Kritisi Pemerintah Daerah, Tujuh Fraksi Desak Tindak Lanjut Hasil Reses III 2025

- Mohammad -
- 02 Sep, 2025
SUMENEP I MaduraNetwork.id - Tujuh fraksi DPRD Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, secara tegas menyampaikan beragam persoalan krusial yang dihadapi masyarakat dalam rapat paripurna penyampaian hasil Reses III Tahun Sidang 2025 di Graha Paripurna DPRD Sumenep, Selasa (2/9/2025).
Aspirasi yang dihimpun dari reses 22–29 Agustus
lalu menyingkap masalah mendasar yang belum tuntas di Sumenep, mulai dari wabah
penyakit, pengangguran, kelangkaan pupuk, hingga ketimpangan pembangunan antara
daratan dan kepulauan.
Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memberi
sorotan tajam terhadap lambannya penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) campak.
Juru bicara PKB, M. Muhri, menegaskan kasus ini sudah berlangsung berbulan-bulan
dan puncaknya terjadi pada Juli–Agustus, namun respons pemerintah dinilai
terlambat. “OPD harus turun lebih cepat dan hadir di tengah masyarakat, bukan
sekadar menunggu laporan,” katanya.
PKB juga menekankan persoalan kelangkaan pupuk dan
infrastruktur timpang di kepulauan, khususnya Kecamatan Giligenting.
Fraksi Partai NasDem melalui Samsiyadi mendesak
pemerintah mempercepat pemerataan listrik di kepulauan. Menurutnya, akses
energi adalah hak dasar yang sudah terlalu lama diabaikan. Selain itu, NasDem
meminta konsistensi pelaksanaan Perda Perlindungan Nelayan serta evaluasi
regulasi Pilkades yang dianggap merugikan calon non-petahana.
Sedangkan Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN)
menyoroti serius angka pengangguran yang terus meningkat. Ketua Fraksi PAN,
Gunaifi Syarif Arrodhy, menekankan perlunya strategi terukur untuk menekan
pengangguran sekaligus kemiskinan. Ia juga memperingatkan ancaman narkoba di
kepulauan. “BNNK harus lebih aktif, pengawasan di pelabuhan juga diperketat
agar barang haram itu tidak merusak generasi muda,” ujarnya.
Fraksi PDI Perjuangan melalui Abd. Rahman
mengingatkan agar hasil reses tidak sekadar menjadi ritual politik tahunan. Ia
menegaskan bahwa catatan masyarakat harus diterjemahkan menjadi kebijakan
konkret. “Hasil aspirasi jangan hanya dibaca lalu dilupakan. OPD harus tindak
lanjut dengan nyata,” tegasnya, sembari menyebut masalah jalan poros,
transportasi laut, hingga penguatan modal usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Kritik paling keras datang dari Fraksi Demokrat.
Ketua fraksi, Mulyadi, menyebut lebih dari 2.000 kasus campak dengan 17 korban
meninggal sebagai bukti kelalaian pemerintah dalam pencegahan dini. “Ledakan
kasus ini adalah alarm keras, jangan sampai masyarakat selalu jadi korban
akibat lemahnya respon,” tegasnya. Demokrat juga menyoroti jalan rusak di
Lenteng, Pragaan, Batuputih, hingga akses ke destinasi wisata seperti Pantai
Lombang.
Adapun Fraksi Gerindra-PKS, melalui Agus Hariyanto,
menekankan urgensi pemerataan pembangunan antara daratan dan kepulauan.
Menurutnya, masyarakat kepulauan masih menghadapi keterbatasan air bersih,
minimnya layanan kesehatan, hingga listrik yang tidak merata. “Bahkan kebutuhan
dasar seperti ambulans laut pun belum tersedia. Pemerintah harus menjadikan ini
prioritas,” ucapnya.
Tak hanya itu, fraksi ini juga menyoroti kebutuhan beasiswa
bagi siswa miskin berprestasi, pemberdayaan UMKM, hingga pengendalian inflasi
yang membebani warga kecil.
Sementara Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
menegaskan pentingnya perhatian khusus terhadap pesantren dan madrasah. Juru
bicara PPP, Hairul Anam, menyebut banyak lembaga pendidikan keagamaan yang
masih terbatas fasilitasnya.
“Pesantren adalah basis pendidikan masyarakat.
Pemerintah wajib hadir dengan dukungan infrastruktur, beasiswa santri, dan
penguatan ekonomi pesantren,” jelasnya. PPP juga menekankan pemerataan
distribusi pupuk serta peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak.
Rapat paripurna ditutup dengan penyerahan dokumen
hasil reses dari fraksi kepada pimpinan DPRD. Seluruh fraksi menekankan,
laporan reses ini tidak boleh berhenti di meja birokrasi.
“Aspirasi warga harus menjadi bagian dari dokumen
perencanaan pembangunan daerah. Jika tidak ditindaklanjuti, ini hanya akan jadi
formalitas yang mengkhianati harapan masyarakat,” pungkas perwakilan fraksi
secara bergantian. (rba)
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *