• Mohammad -
• 05 Feb, 2025

SUMENEP, madurnetwork.id - Bulan Sya'ban, yang dalam tradisi masyarakat Jawa dikenal dengan nama ruwah, merupakan bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam. Bulan ini menjadi momen persiapan menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, di mana umat Islam diwajibkan menjalankan ibadah puasa. Selain itu, Sya'ban juga memiliki keutamaan besar yang patut dipahami dan dimanfaatkan oleh setiap Muslim.

Berdasarkan penjelasan para ulama, Sya'ban bukan sekadar bulan peralihan antara Rajab dan Ramadhan, melainkan bulan yang penuh berkah. Dalam kitab Nihâyatuz Zain fi Irsyâdil Mubtadiîn, Syekh Nawawi al-Bantani menyebutkan bahwa di antara keutamaan besar bulan ini adalah kesempatan untuk memperoleh syafaat dari Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pada hari kiamat, terutama bagi mereka yang melaksanakan ibadah puasa di bulan Sya'ban.

"Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sangat menyukai puasa di bulan Sya'ban karena bulan ini merupakan waktu yang dimuliakan oleh Allah. Meskipun berada di antara bulan Rajab dan Ramadhan, banyak umat Islam yang sering melupakan Sya'ban," jelas Syekh Nawawi dalam kitabnya, mengutip riwayat hadits dari Aisyah RA.

Keutamaan puasa di bulan Sya'ban, lanjutnya, terletak pada waktu tersebut yang menjadi momen laporan tahunan amal perbuatan umat manusia kepada Allah Subhanallahu ta’ala. Oleh karena itu, disunnahkan bagi umat Islam untuk berpuasa di bulan ini agar ketika laporan amal disampaikan, mereka dalam keadaan berpuasa, sehingga mendapat keutamaan dan pahala yang besar.

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sendiri memiliki kebiasaan puasa yang intensif di bulan Sya'ban, seperti yang diriwayatkan oleh Aisyah RA. Rasulullah menjadikan puasa Sya'ban sebagai bentuk penghormatan terhadap bulan yang penuh berkah ini, serta sebagai persiapan spiritual menjelang Ramadhan.

Bagi umat Islam, memanfaatkan bulan Sya'ban dengan berpuasa, memperbanyak amal ibadah, dan mendekatkan diri kepada Allah sangat dianjurkan. Keutamaan-keutamaan tersebut, termasuk memperoleh syafaat Rasulullah di hari kiamat, menjadi alasan kuat mengapa bulan ini tidak boleh disia-siakan. (red)