:
Breaking News

Tradisi Mamaleman: Kearifan Lokal yang Terjaga di Desa Benasare, Rubaru, Sumenep

top-news
https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

SUMENEP l MaduraNetwork.id - Di tengah derasnya arus modernisasi, sejumlah tradisi lokal tetap bertahan dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah tradisi Mamaleman di Desa Benasare, Kecamatan Rubaru, Sumenep.  Tradisi yang diwariskan secara turun-temurun ini menjadi momen istimewa dalam bulan suci Ramadan, khususnya pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir, yakni pada malam 21, 25, dan 27 Ramadan.

 

Mamaleman bukan sekadar ajang berkumpul, tetapi juga sarana mempererat tali silaturahmi antaranggota keluarga, sanak saudara, dan kerabat dekat. Setiap rumah secara terbuka mengundang tamu untuk berbuka puasa bersama. Lebih dari sekadar berbagi hidangan, tradisi ini menjadi wujud nyata kebersamaan dan keharmonisan sosial.

 

Seusai berbuka dengan berbagai sajian khas, seperti kocor—takjil khas Ramadan yang menjadi ikon kuliner di Benasare—para tamu kemudian melanjutkan dengan salat Magrib berjamaah di rumah.

 

Yang menarik, suasana Mamaleman sering kali lebih meriah dibandingkan perayaan Idul Fitri. H. Rasyid, salah satu warga yang setiap tahun mengikuti tradisi ini, menuturkan bahwa ia selalu menyempatkan diri untuk pulang ke Benasare setiap malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadan.

 


“Rasanya seperti Idul Fitri, bahkan lebih ramai. Setiap rumah penuh dengan sanak saudara yang datang dari berbagai tempat,” ujarnya penuh antusias. Baginya, Mamaleman bukan sekadar kebiasaan turun-temurun, tetapi juga warisan budaya yang mengandung nilai-nilai luhur.

 

Salah satu keunikan Mamaleman adalah suasana kekeluargaan yang begitu kental. Tidak ada batasan usia dalam tradisi ini; dari anak-anak hingga orang tua, semua turut serta dalam kebersamaan. Rumah-rumah warga pun terbuka lebar bagi siapa saja yang datang, menciptakan atmosfer kehangatan yang sulit ditemukan dalam kehidupan modern yang serba individualistis.

 

Menurut para sesepuh desa, tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu dan tetap dilestarikan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur serta ajaran Islam yang menekankan pentingnya silaturahmi. Keberadaan Mamaleman menjadi bukti bahwa nilai-nilai kebersamaan masih hidup dalam masyarakat Benasare.

 

Di tengah dunia yang semakin sibuk dan cenderung individualistis, tradisi seperti Mamaleman menjadi perekat sosial yang kuat. Tak heran jika banyak perantau yang rela pulang ke kampung halaman hanya untuk merasakan kembali kehangatan Mamaleman. Lebih dari sekadar perayaan, Mamaleman telah menjadi warisan budaya yang tak ternilai harganya.

 


H. Rasyid, warga Benasare yang kini tinggal di Desa Pangarangan, Kecamatan Kota Sumenep, menambahkan bahwa Mamaleman juga memiliki dimensi spiritual yang mendalam. Baginya, malam-malam tersebut adalah waktu yang tepat untuk mencari Lailatul Qadar. “Sebelum tengah malam, kami mengadakan selamatan untuk menunggu Lailatul Qadar,” jelasnya.

 

Menurut keyakinan sebagian wali, Lailatul Qadar diyakini jatuh pada malam-malam ganjil, yaitu tanggal 21, 25, dan 27 Ramadan. Malam-malam ini menjadi waktu yang paling banyak dimanfaatkan untuk beribadah dan bermunajat kepada Allah. Sementara itu, malam ganjil lainnya, yaitu tanggal 23 dan 29, memiliki makna tersendiri dalam kepercayaan masyarakat setempat.

 

“Dalam beberapa keterangan, malam 23 disebut sebagai malam naas, sedangkan malam 29 sering dianggap sebagai malam terakhir di bulan Ramadan,” ungkapnya.

 

Tradisi Mamaleman bukan hanya sekadar ritual tahunan, tetapi juga cerminan kearifan lokal yang tetap bertahan di tengah perubahan zaman. Keunikan dan kekuatan tradisi ini menjadi salah satu bukti bahwa nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur masih dijunjung tinggi dan terus dilestarikan oleh masyarakat Desa Benasare. (rba)

 

https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *