:
Breaking News

Festival Tete Masa di Juluk: Sinergi Tradisi, Pertanian, dan Wisata Lokal

top-news
https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

SUMENEP | MaduraNetwork.id – Tradisi masyarakat Desa Juluk, Kecamatan Saronggi, kembali mendapatkan panggung istimewa lewat penyelenggaraan Festival Tete Masa pada Selasa, 15 Juli 2025. Kegiatan yang identik dengan prosesi menabur benih tembakau ini menjadi momentum penting dalam pelestarian budaya lokal yang penuh makna.

 

Wakil Bupati Sumenep, KH. Imam Hasyim, hadir langsung dalam kegiatan tersebut dan memberikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan festival. Ia menegaskan bahwa pelestarian tradisi seperti ini harus mendapat dukungan semua pihak karena merupakan bagian dari identitas dan kekayaan budaya masyarakat Sumenep.

 

“Kami sangat mengapresiasi penyelenggaraan Festival Tete Masa yang tidak hanya menghidupkan nilai-nilai budaya, tetapi juga menguatkan semangat gotong royong masyarakat,” ujar Wakil Bupati di sela-sela acara.

 

Festival ini bukan hanya sekadar seremoni, tetapi juga menjadi ajang edukasi dan promosi wisata desa yang berbasis kearifan lokal. KH. Imam Hasyim menekankan pentingnya melibatkan generasi muda dalam pelestarian budaya agar warisan leluhur ini terus hidup di masa depan.

 

“Melalui festival ini, kita juga mendidik generasi muda agar mencintai budaya dan menjadikannya bagian dari kehidupan sehari-hari. Ini penting untuk keberlanjutan tradisi,” lanjutnya.

 

Rangkaian acara Festival Tete Masa dimulai dengan atraksi 42 jaran serek (kuda hias khas Madura), dilanjutkan prosesi inti menabur benih tembakau (tete masa), serta disemarakkan dengan pameran budaya dan pertanian.

 

Selain itu, terdapat diskusi tematik seputar pertanian lokal dan pameran hasil olahan kelompok tani, sebelum akhirnya ditutup dengan pengajian akbar yang penuh hikmah.

 

Wakil bupati menyebut bahwa Festival Tete Masa bukan hanya ajang budaya semata, melainkan juga sarana pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pelestarian budaya dapat berjalan seiring dengan pengembangan sektor pertanian dan pariwisata desa.

 

“Festival ini menjadi contoh bagaimana budaya, pertanian, dan wisata bisa saling mendukung dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat,” pungkasnya.

 

Festival Tete Masa di Desa Juluk berhasil menunjukkan bahwa tradisi bukanlah peninggalan masa lalu yang usang, melainkan kekuatan masa kini yang mampu menyatukan semangat kolektif dan membangun masa depan desa berbasis budaya. (rba)

 

https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *