:

Kacabdin Jatim Wilayah Sumenep, Dr. Budi Sulistyo, S.Pd, M.Si, Sosok Humanis yang Membangun Kesetaraan Pendidikan di Kepulauan

top-news
https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

SUMENEP I MaduraNetwork. id - Suasana Sabtu pagi, 20 Mei 2023, terasa berbeda di SMAN 1 Sumenep. Aula yang biasanya ramai dengan aktivitas siswa, hari itu dipenuhi atmosfer penuh khidmat. Di hadapan para kepala SMA dan SMK se-Sumenep, Dr. Budi Sulistyo, S.Pd., M.Si., secara resmi menerima amanah sebagai Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Sumenep.

 

Pelantikan ini menjadi awal langkah baru bagi dunia pendidikan di Kabupaten Sumenep. Bagi Budi, wilayah dengan daratan dan pulau-pulau kecil ini bukan sekadar area kerja, melainkan ladang pengabdian yang menuntut inovasi dan kesungguhan. ”Kita harus bergerak bersama demi perubahan positif dan peningkatan kualitas pendidikan di Sumenep,” ujarnya penuh semangat.

 

Komitmen itu ia wujudkan dengan menjaga kesinambungan program pendahulu, sembari membuka ruang lahirnya gagasan baru. Ia menegaskan, kesinambungan adalah fondasi, sementara inovasi menjadi mesin penggerak pendidikan.

 

Lebih dari sekadar angka kelulusan atau prestasi akademik, Budi melihat pendidikan sebagai jembatan menuju masa depan. Anak-anak, termasuk yang tinggal di pelosok pulau terpencil, berhak mendapatkan peluang yang sama untuk meraih mimpi mereka.

 

Karakter kepemimpinannya yang humanis turut menjadi sorotan. Di ruang kerjanya yang sederhana, ia berbicara dengan nada tenang namun penuh keyakinan. Ketegasan dan keramahan yang terpancar mencerminkan sosok pemimpin yang memahami bahwa setiap kebijakan menyentuh banyak harapan.

 



Kariernya bermula dari ruang kelas. Pernah berdiri di depan papan tulis, ia merasakan langsung suka duka guru dalam mendidik generasi. Gelar doktor yang diperolehnya di bidang manajemen pendidikan memperkaya pemahamannya dalam merumuskan kebijakan yang berpihak pada dunia pendidikan. “Masuk dunia pendidikan adalah pilihan hati. Di birokrasi, saya ingin memberi pengaruh lewat kebijakan,” katanya.

 

Geografis kepulauan Sumenep memang menghadirkan tantangan nyata. Ketimpangan fasilitas, keterbatasan tenaga pendidik, hingga sulitnya akses transportasi menjadi pekerjaan rumah yang besar. Namun, bagi Budi, tantangan itu adalah pintu masuk bagi lahirnya terobosan.


Ia mulai menginisiasi kebijakan rotasi guru ke pulau-pulau, menyelenggarakan pelatihan daring bagi tenaga pendidik di daerah terpencil, serta membentuk forum kepala sekolah kepulauan. Semua langkah itu ditempuh demi memastikan akses pendidikan merata.

 

Tidak berhenti di situ, ia juga mengedepankan kearifan lokal. Melalui Program Sekolah Berbasis Kepulauan, pembelajaran dirancang sesuai dengan kondisi sosial budaya serta geografis. Di daerah pesisir, pendidikan vokasi diarahkan selaras dengan potensi perikanan, kelautan, dan usaha mikro masyarakat setempat.

 

”Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang membumi,” ucapnya tegas. Ia meyakini, keberhasilan pendidikan diukur dari kemampuan anak-anak dalam mengolah ilmu untuk menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan jati diri.

 

Baginya, indikator keberhasilan bukanlah piagam atau piala semata, melainkan senyum anak-anak di wilayah 3T yang kini memiliki akses belajar lebih layak. Kepada para guru, ia berpesan, “Teruslah belajar dan berinovasi, tapi jangan lupakan nilai kemanusiaan.”

 

Kini, di usianya yang matang, Budi menatap masa depan pendidikan Sumenep dengan optimisme. Satu per satu pulau ia rangkul melalui kebijakan yang berpihak pada pemerataan. (fkm)

https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *