PETANI TEMBAKAU RESAH

- Mohammad -
- 28 Feb, 2025
Regulasi Baru
Dinilai Mengancam Mata Pencaharian
JAKARTA, MaduraNetwork.id – Para
petani tembakau di berbagai daerah semakin khawatir dengan keberlangsungan mata
pencaharian mereka. Kekhawatiran ini muncul seiring dengan dorongan
implementasi pasal-pasal Pengamanan Zat Adiktif dalam Peraturan Pemerintah (PP)
No. 28 Tahun 2024, serta Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (R-Permenkes)
untuk Produk Tembakau.
Kebijakan ini dinilai semakin memperketat
aturan terkait produk tembakau, yang berpotensi besar berdampak pada sektor pertanian
tembakau di Indonesia.
Kondisi ini semakin menjadi perhatian karena
para petani sedang bersiap memasuki musim tanam. Selain harus menghadapi
tantangan cuaca dan iklim yang sulit diprediksi, mereka juga cemas terhadap
dampak aturan baru terhadap produksi dan penjualan tembakau.
Petani di Lereng Gunung Resah
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Asosiasi
Petani Tembakau Indonesia (APTI) Temanggung, Siyamin, menegaskan bahwa petani
di wilayahnya, terutama di lereng Gunung Prau, Sindoro, dan Sumbing, saat ini
tengah mempersiapkan lahan tanam. Namun, mereka juga dibayangi rasa cemas
terhadap keberlanjutan usaha tani mereka.
“Awal Maret nanti kami mulai tanam. Saat ini,
luas lahan tembakau di ketiga pegunungan tersebut mencapai sekitar enam ribu
hektare. Tembakau masih menjadi tumpuan harapan kami. Kendala utama yang kami
hadapi adalah regulasi yang semakin menekan petani. Mulai dari kebijakan pupuk
subsidi yang belum merata hingga aturan baru yang berpotensi menghambat
keberlangsungan petani,” ujar Siyamin, Kamis (27/2/2025).
Menurutnya, tembakau merupakan satu-satunya
komoditas yang bisa diandalkan di wilayah dengan karakteristik geografis
seperti Temanggung, terutama saat musim kemarau. Oleh karena itu, kebijakan
yang membatasi produksi dan distribusi tembakau dinilai dapat berdampak besar
terhadap ekonomi masyarakat setempat.
“Roda perekonomian di Temanggung sangat
bergantung pada tembakau. Jika sektor ini tidak dilindungi, bukan hanya petani
yang terdampak, tetapi juga tenaga kerja yang terserap dalam proses produksi
dan distribusinya,” lanjutnya.
Harapan Petani terhadap Pemerintah
Siyamin berharap pemerintah, baik di tingkat
pusat maupun daerah, dapat menunjukkan komitmen nyata dalam melindungi petani
tembakau. Menurutnya, regulasi yang semakin ketat justru akan memperburuk
kondisi petani, bukan meningkatkan kesejahteraan mereka.
“Pemerintah harus hadir dan berpihak kepada
petani. Jika regulasi ini terus berjalan tanpa mempertimbangkan dampaknya, kami
akan semakin terhimpit. Kami butuh kebijakan yang mendukung dan pendampingan
yang nyata,” tegasnya.
Senada dengan Siyamin, Ketua DPC APTI
Yogyakarta, Triyanto, juga menekankan pentingnya perlindungan bagi petani
tembakau. Ia menilai berbagai aturan baru yang muncul belakangan ini cenderung
mengabaikan aspek sosial dan ekonomi petani.
“Dari masa tanam hingga pasca panen, sektor
tembakau menyerap banyak tenaga kerja dan menjadi roda penggerak ekonomi
daerah. Kami mohon agar pemerintah bisa melindungi petani dengan regulasi yang
adil. Jangan sampai ada campur tangan pihak asing yang ingin mematikan mata
pencaharian kami,” kata Triyanto.
Ia juga menyoroti pentingnya pemberdayaan bagi
petani yang selama ini berupaya mandiri untuk meningkatkan kualitas dan
produktivitas tembakau.
“Petani butuh perlindungan dan dukungan. Kami
sangat berharap ada langkah konkret dari pemerintah yang benar-benar pro
terhadap petani. Regulasi yang ketat tanpa solusi justru akan menghancurkan
kehidupan kami,” tambahnya.
Dampak Ekonomi yang Mengkhawatirkan
Jika kebijakan ini terus berjalan tanpa
mempertimbangkan aspek sosial-ekonomi petani, dikhawatirkan akan terjadi dampak
negatif yang luas, seperti menurunnya produksi tembakau, meningkatnya angka
pengangguran, serta terganggunya stabilitas ekonomi daerah penghasil tembakau.
Sebagai komoditas unggulan di berbagai daerah
seperti Temanggung, Madura, dan Lombok, tembakau selama ini telah menjadi
sektor utama yang menopang kesejahteraan masyarakat setempat. Oleh karena itu,
para petani berharap pemerintah dapat meninjau ulang kebijakan terkait produk
tembakau dan mencari solusi yang lebih adil bagi semua pihak.
“Jangan hanya melihat dari satu sisi saja.
Kami para petani butuh solusi nyata, bukan aturan yang semakin menekan. Kami
siap berdialog dan mencari jalan tengah yang tidak merugikan petani,” pungkas
Triyanto.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, para
petani tembakau terus berharap agar pemerintah dapat memberikan regulasi yang
lebih berpihak kepada mereka. Perlindungan dan pemberdayaan yang nyata dari
pemerintah menjadi harapan utama agar sektor pertanian tembakau tetap bertahan
dan terus berkembang di tengah berbagai tantangan kebijakan yang ada.
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *