:
Breaking News

Dokter Betiv, Mengabdi untuk Tamu Allah di Tanah Suci

top-news
https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

SUMENEP I MaduraNetwork.id – Tidak semua insan medis memiliki kesempatan untuk melayani para tamu Allah di musim Haji. Bagi sebagian besar tenaga kesehatan, bisa menjadi petugas haji adalah puncak dari pengabdian profesi, sekaligus pengalaman spiritual yang tak ternilai. Hal ini pula yang kini dirasakan oleh dr. Bathriqel Fauz Yanaswitha, dokter muda asal Sumenep yang akrab disapa dr. Betiv.

 

Perjalanan dr. Betiv menuju Tanah Suci dimulai dari niat tulus untuk mengabdi. Ia mengikuti proses rekrutmen resmi yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Agama.

 

“Prosesnya panjang, dari seleksi administratif hingga uji kompetensi. Saya bahkan sempat pesimis melihat saingan dari berbagai daerah, termasuk yang sudah punya pengalaman Haji sebelumnya,” tuturnya sebagaimana dilansir KBRI.

 

Namun siapa sangka, nama dr. Betiv justru lolos dan ditetapkan sebagai salah satu petugas kesehatan haji tahun 2025. Keberangkatan ini menjadi lebih istimewa karena tahun ini merupakan Haji Akbar—momen di mana wukuf di Arafah bertepatan dengan hari Jumat, yang dianggap penuh keberkahan oleh umat Islam.

 

“Ini bukan sekadar tugas negara, ini kehormatan luar biasa. Saya merasa kecil di hadapan amanah sebesar ini,” ucapnya dengan mata berkaca. Ia tak henti mengucap syukur atas kesempatan yang disebutnya sebagai karunia tak ternilai, baik untuk dirinya maupun keluarga.

 

Sebagai dokter yang akan mendampingi para jemaah haji dari Kloter 23 asal Kabupaten Sumenep, dr. Betiv mengaku telah mempersiapkan diri secara mental, fisik, dan spiritual. Ia menyadari betul bahwa tugas ini tidak hanya soal keahlian medis, tetapi juga menyangkut empati dan keikhlasan dalam melayani.

 

“Sebagian besar jemaah adalah lansia. Tentu mereka membutuhkan perhatian khusus. Kami, tim kesehatan, harus sigap dan penuh kesabaran dalam menghadapi kondisi darurat sekalipun,” ungkapnya.

 

Tak hanya mengandalkan kemampuan klinis, dr. Betiv juga memperdalam pemahaman tentang tata cara ibadah haji. Baginya, memahami konteks ibadah para jemaah menjadi penting agar bisa memberikan pelayanan medis yang selaras dengan nilai-nilai spiritual yang dijalankan.

 

Ia pun membagikan kebanggaannya karena dapat membawa nama Sumenep dalam pengabdian di level nasional. “Saya berangkat membawa nama baik daerah. Ini tanggung jawab sekaligus motivasi bagi saya untuk memberikan yang terbaik,” ujarnya.

 

Di tengah padatnya pelatihan dan persiapan teknis sebelum keberangkatan, dr. Betiv juga menyempatkan diri berpamitan kepada para kolega dan kerabat di Sumenep. Ia berharap doa dari masyarakat agar dirinya dan para petugas kesehatan lainnya diberi kekuatan dalam menjalankan tugas.

 

“Mohon doanya agar kami sehat, mampu menjalankan tugas dengan amanah, dan kembali dalam keadaan selamat bersama jemaah,” harapnya, menutup wawancara dengan penuh haru.

 

Kisah dr. Betiv menjadi inspirasi bahwa kerja keras, doa, dan niat tulus bisa membawa seseorang menggapai impian yang tampak mustahil. Dari tanah Sumenep, ia kini siap mengabdi di tanah suci—untuk tamu-tamu Allah, dengan sepenuh hati. (yud)

 

https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *