Dokter Betiv, Mengabdi untuk Tamu Allah di Tanah Suci

- Yudie -
- 14 May, 2025
SUMENEP I MaduraNetwork.id – Tidak semua insan medis memiliki kesempatan untuk melayani para tamu Allah di musim Haji. Bagi sebagian besar tenaga kesehatan, bisa menjadi petugas haji adalah puncak dari pengabdian profesi, sekaligus pengalaman spiritual yang tak ternilai. Hal ini pula yang kini dirasakan oleh dr. Bathriqel Fauz Yanaswitha, dokter muda asal Sumenep yang akrab disapa dr. Betiv.
Perjalanan dr. Betiv menuju Tanah Suci dimulai dari niat
tulus untuk mengabdi. Ia mengikuti proses rekrutmen resmi yang diselenggarakan
oleh Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Agama.
“Prosesnya panjang, dari seleksi administratif
hingga uji kompetensi. Saya bahkan sempat pesimis melihat saingan dari berbagai
daerah, termasuk yang sudah punya pengalaman Haji sebelumnya,” tuturnya
sebagaimana dilansir KBRI.
Namun siapa sangka, nama dr. Betiv justru lolos dan
ditetapkan sebagai salah satu petugas kesehatan haji tahun 2025. Keberangkatan
ini menjadi lebih istimewa karena tahun ini merupakan Haji Akbar—momen di mana
wukuf di Arafah bertepatan dengan hari Jumat, yang dianggap penuh keberkahan
oleh umat Islam.
“Ini bukan sekadar tugas negara, ini kehormatan
luar biasa. Saya merasa kecil di hadapan amanah sebesar ini,” ucapnya dengan
mata berkaca. Ia tak henti mengucap syukur atas kesempatan yang disebutnya
sebagai karunia tak ternilai, baik untuk dirinya maupun keluarga.
Sebagai dokter yang akan mendampingi para jemaah
haji dari Kloter 23 asal Kabupaten Sumenep, dr. Betiv mengaku telah
mempersiapkan diri secara mental, fisik, dan spiritual. Ia menyadari betul
bahwa tugas ini tidak hanya soal keahlian medis, tetapi juga menyangkut empati
dan keikhlasan dalam melayani.
“Sebagian besar jemaah adalah lansia. Tentu mereka
membutuhkan perhatian khusus. Kami, tim kesehatan, harus sigap dan penuh
kesabaran dalam menghadapi kondisi darurat sekalipun,” ungkapnya.
Tak hanya mengandalkan kemampuan klinis, dr. Betiv
juga memperdalam pemahaman tentang tata cara ibadah haji. Baginya, memahami
konteks ibadah para jemaah menjadi penting agar bisa memberikan pelayanan medis
yang selaras dengan nilai-nilai spiritual yang dijalankan.
Ia pun membagikan kebanggaannya karena dapat
membawa nama Sumenep dalam pengabdian di level nasional. “Saya berangkat
membawa nama baik daerah. Ini tanggung jawab sekaligus motivasi bagi saya untuk
memberikan yang terbaik,” ujarnya.
Di tengah padatnya pelatihan dan persiapan teknis
sebelum keberangkatan, dr. Betiv juga menyempatkan diri berpamitan kepada para
kolega dan kerabat di Sumenep. Ia berharap doa dari masyarakat agar dirinya dan
para petugas kesehatan lainnya diberi kekuatan dalam menjalankan tugas.
“Mohon doanya agar kami sehat, mampu menjalankan
tugas dengan amanah, dan kembali dalam keadaan selamat bersama jemaah,”
harapnya, menutup wawancara dengan penuh haru.
Kisah dr. Betiv menjadi inspirasi bahwa kerja
keras, doa, dan niat tulus bisa membawa seseorang menggapai impian yang tampak
mustahil. Dari tanah Sumenep, ia kini siap mengabdi di tanah suci—untuk
tamu-tamu Allah, dengan sepenuh hati. (yud)
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *