:
Breaking News

Santri Sumenep Siap Jadi Pengusaha Mandiri lewat Program Wirausaha Santri 2025

top-news
https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

SUMENEP I MaduraNetwork.id - Ratusan santri dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Sumenep tampak antusias mengikuti Program Wirausaha Santri Tahun Anggaran 2025. Program ini merupakan salah satu bentuk perhatian serius Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam membekali generasi muda, khususnya kalangan santri, dengan pengetahuan dan keterampilan di bidang kewirausahaan.

 

Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Sumenep KH. Imam Hasyim ini, digelar di Pondok Pesantren At-Taufiqiyah Bluto pada Jumat, 23 Mei 2025. Dalam sambutannya, Wabup menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari prioritas pembangunan daerah, khususnya dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) melalui pemberdayaan sektor ekonomi kreatif dan wirausaha.

 

“Salah satu tujuan program ini adalah untuk menghasilkan wirausaha muda dari kalangan santri dan alumni pesantren agar mampu mengelola potensi yang ada di lingkungan mereka, baik di pondok maupun di desa masing-masing,” ujar KH. Imam Hasyim.

 

Melalui pelatihan ini, santri tidak hanya diajarkan teori, tetapi juga keterampilan praktis dalam berbagai bidang usaha. Di antaranya pelatihan pembuatan kripik singkong, ecoprint dan menjahit, pengolahan air kelapa menjadi Virgin Coconut Oil (VCO), serta pengelolaan angkringan dan strategi pemasaran.

 

Wabup menambahkan bahwa tantangan ekonomi ke depan menuntut generasi muda untuk lebih adaptif, kreatif, dan inovatif. Oleh karena itu, program wirausaha santri ini diharapkan mampu mencetak pelaku usaha muda yang tidak hanya mandiri secara ekonomi, tetapi juga mampu bersaing di pasar global, termasuk dalam ekosistem digital.

 

“Santri harus memiliki semangat entrepreunership. Jangan hanya berfokus pada pendidikan agama, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan dalam bidang ekonomi,” tegasnya.

 

Kegiatan ini juga bertujuan membangun jejaring antar-santri dan alumni pesantren dalam mengembangkan usaha secara mandiri maupun kolektif. Pondok pesantren diharapkan bisa menjadi pusat pengembangan ekonomi berbasis komunitas, yang didukung oleh sumber daya manusia yang terlatih dan memiliki daya saing.

 

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudporapar) Kabupaten Sumenep, Mohammad Iksan, menjelaskan bahwa total peserta pelatihan berjumlah seratus orang lebih, yang terbagi dalam beberapa bidang keahlian.

 

“Pelatihan pembuatan kripik singkong diikuti 30 orang, ecoprint dan menjahit 15 orang, pemanfaatan air kelapa atau VCO 25 orang, serta pelatihan angkringan dan pemasaran 30 orang,” jelasnya.

 

Para peserta merupakan unsur santri aktif maupun alumni yang berperan aktif di lingkungan pondok pesantren. Mereka dipilih untuk menjadi bagian dari upaya menciptakan santri yang mandiri, inovatif, dan berdaya saing di bidang wirausaha.

 

Melalui program ini, Pemerintah Kabupaten Sumenep berharap agar potensi ekonomi lokal yang ada di sekitar pondok pesantren bisa diolah secara maksimal. Dengan kreativitas dan keterampilan yang diasah lewat pelatihan, para santri dapat menciptakan produk unggulan yang bernilai jual tinggi.

 

“Yang jelas, setiap program pemerintah tujuannya demi tercapainya kesejahteraan masyarakat. Khususnya pemuda yang mampu menciptakan kemandirian usaha,” pungkas Wakil Bupati.

 

Program Wirausaha Santri 2025 ini menjadi langkah konkret dalam membangun generasi muda yang tidak hanya cakap dalam ilmu agama, tetapi juga tangguh sebagai pelaku ekonomi yang siap menghadapi tantangan zaman. (yud)

 

https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *