Santri Sumenep Siap Jadi Pengusaha Mandiri lewat Program Wirausaha Santri 2025
- Yudie -
- 24 May, 2025
SUMENEP I MaduraNetwork.id - Ratusan santri dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Sumenep tampak antusias mengikuti Program Wirausaha Santri Tahun Anggaran 2025. Program ini merupakan salah satu bentuk perhatian serius Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam membekali generasi muda, khususnya kalangan santri, dengan pengetahuan dan keterampilan di bidang kewirausahaan.
Kegiatan yang dibuka secara resmi
oleh Wakil Bupati Sumenep KH. Imam Hasyim ini, digelar di Pondok Pesantren
At-Taufiqiyah Bluto pada Jumat, 23 Mei 2025. Dalam sambutannya, Wabup
menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari prioritas pembangunan
daerah, khususnya dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) melalui
pemberdayaan sektor ekonomi kreatif dan wirausaha.
“Salah satu tujuan program ini
adalah untuk menghasilkan wirausaha muda dari kalangan santri dan alumni
pesantren agar mampu mengelola potensi yang ada di lingkungan mereka, baik di
pondok maupun di desa masing-masing,” ujar KH. Imam Hasyim.
Melalui pelatihan ini, santri tidak
hanya diajarkan teori, tetapi juga keterampilan praktis dalam berbagai bidang
usaha. Di antaranya pelatihan pembuatan kripik singkong, ecoprint dan menjahit,
pengolahan air kelapa menjadi Virgin Coconut Oil (VCO), serta pengelolaan
angkringan dan strategi pemasaran.
Wabup menambahkan bahwa tantangan
ekonomi ke depan menuntut generasi muda untuk lebih adaptif, kreatif, dan
inovatif. Oleh karena itu, program wirausaha santri ini diharapkan mampu
mencetak pelaku usaha muda yang tidak hanya mandiri secara ekonomi, tetapi juga
mampu bersaing di pasar global, termasuk dalam ekosistem digital.
“Santri harus memiliki semangat
entrepreunership. Jangan hanya berfokus pada pendidikan agama, tetapi juga
mampu menjadi agen perubahan dalam bidang ekonomi,” tegasnya.
Kegiatan ini juga bertujuan
membangun jejaring antar-santri dan alumni pesantren dalam mengembangkan usaha
secara mandiri maupun kolektif. Pondok pesantren diharapkan bisa menjadi pusat
pengembangan ekonomi berbasis komunitas, yang didukung oleh sumber daya manusia
yang terlatih dan memiliki daya saing.
Kepala Dinas Kebudayaan,
Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudporapar) Kabupaten Sumenep, Mohammad
Iksan, menjelaskan bahwa total peserta pelatihan berjumlah seratus orang lebih,
yang terbagi dalam beberapa bidang keahlian.
“Pelatihan pembuatan kripik
singkong diikuti 30 orang, ecoprint dan menjahit 15 orang, pemanfaatan air
kelapa atau VCO 25 orang, serta pelatihan angkringan dan pemasaran 30 orang,”
jelasnya.
Para peserta merupakan unsur
santri aktif maupun alumni yang berperan aktif di lingkungan pondok pesantren.
Mereka dipilih untuk menjadi bagian dari upaya menciptakan santri yang mandiri,
inovatif, dan berdaya saing di bidang wirausaha.
Melalui program ini, Pemerintah
Kabupaten Sumenep berharap agar potensi ekonomi lokal yang ada di sekitar
pondok pesantren bisa diolah secara maksimal. Dengan kreativitas dan
keterampilan yang diasah lewat pelatihan, para santri dapat menciptakan produk
unggulan yang bernilai jual tinggi.
“Yang jelas, setiap program pemerintah
tujuannya demi tercapainya kesejahteraan masyarakat. Khususnya pemuda yang
mampu menciptakan kemandirian usaha,” pungkas Wakil Bupati.
Program Wirausaha Santri 2025 ini
menjadi langkah konkret dalam membangun generasi muda yang tidak hanya cakap dalam
ilmu agama, tetapi juga tangguh sebagai pelaku ekonomi yang siap menghadapi
tantangan zaman. (yud)
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *