:
Breaking News

BMKG: Hujan Sumenep Juni 2025 Melebihi Normal, Prediksi Agustus-Oktober Masih Tinggi

top-news
https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

Sumenep I MaduraNetwork.id – Memasuki dasarian pertama Juli 2025, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Timur mencatat bahwa suhu muka laut di wilayah Samudra Pasifik Ekuator bagian tengah (Nino 3.4) berada dalam kondisi netral, dengan anomali -0,01°C. Kondisi netral ini diperkirakan akan bertahan hingga paruh kedua tahun 2025.

 

Dalam laporan analisis curah hujan Juni serta prediksi hujan untuk Agustus hingga Oktober 2025, BMKG juga mencatat bahwa indeks Osilasi Selatan (SOI) menunjukkan nilai positif selama tiga bulan terakhir: April +3,6, Mei +2,1, dan Juni +1,8. Sementara itu, indeks Dipole Mode terpantau dalam kondisi netral, dengan nilai -0,22.

 

Kepala BMKG Trunojoyo Sumenep, Ari Widjajanto, menyampaikan kepada Media Center Diskominfo Sumenep bahwa wilayah Sumenep mengalami curah hujan di atas normal pada bulan Juni 2025.

 

“Data dari 202 ombrometer menunjukkan bahwa sifat hujan di Sumenep pada Juni 2025 mencapai lebih dari 200 persen dari normal. Untuk diketahui, batas normal berkisar antara 85 hingga 115 persen, sementara di bawah normal berada di kisaran 0 hingga 84 persen,” jelasnya, Senin (21/07/2025).

 


Ia menambahkan, curah hujan di wilayah Sumenep dan sejumlah kabupaten lain tercatat berada di rentang 51–100 mm. Daerah-daerah yang mengalami kondisi serupa antara lain Bangkalan, Bojonegoro, Bondowoso, Jember, Lamongan, Lumajang, Malang, Ponorogo, Probolinggo, Situbondo, dan Surabaya.

 

Terkait ketersediaan air tanah, Ari menyampaikan bahwa Sumenep masuk dalam kategori sedang berdasarkan perhitungan Ketersediaan Air Tanah (KAT). “Nilai indeks kebutuhan air untuk tanaman dibagi ke dalam lima klasifikasi, yakni sangat kurang (<10%), kurang (10–40%), sedang (40–60%), cukup (60–90%), dan sangat cukup (>90%),” imbuhnya.

 

Sementara itu, suhu muka laut di perairan Indonesia menunjukkan variasi anomali dari -0,25°C hingga +3,0°C. Perairan selatan Jawa Timur hingga Nusa Tenggara tercatat dalam kondisi hangat, berkisar antara -0,25°C hingga +1,0°C. Kondisi ini mendorong peningkatan pertumbuhan awan di sebagian wilayah Jawa Timur.

 

Dalam skala regional, aktivitas monsun pada Juli 2025 menunjukkan monsun barat masih belum aktif (indeks WNPMI 5,0–7,0), sedangkan monsun timuran terpantau aktif dengan nilai indeks AUSMI antara -8,0 hingga -0,6.

 

BMKG juga mencatat suhu maksimum harian tertinggi di Sumenep pada Juni 2025 mencapai 32,5°C, terjadi pada 4 Juni. Sementara suhu minimum harian terendah 24,9°C tercatat pada tanggal 9, 21, dan 23 Juni. Kecepatan angin tertinggi tercatat pada 25 Juni, yakni mencapai 39,6 km/jam dari arah tenggara.

 

Terkait proyeksi curah hujan untuk Agustus hingga Oktober 2025, Ari menjelaskan bahwa Sumenep diprediksi akan mengalami sifat hujan di atas normal, yang terbagi dalam dua kategori.

 

“Kriteria atas normal (151–200%) diprediksi terjadi di sebagian kecil Kecamatan Kangayan dan sebagian besar Kecamatan Arjasa. Sedangkan kategori sangat tinggi, yakni lebih dari 200%, diperkirakan meliputi sebagian kecil Kangayan serta seluruh wilayah Kecamatan Ambunten, Batang Batang, Batuan, Batuputih, Bluto, Dasuk, Dungkek, Ganding, Gapura, Gayam, Giligenteng, Guluk-Guluk, Kalianget, Kota Sumenep, Lenteng, Manding, Masalembu, Nonggunong, Pasongsongan, Pragaan, Raas, Rubaru, Sapeken, Saronggi, dan Talango,” rinci Ari. (sdm)

 

https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *