:

Waspada Campak di Sumenep: 800 Kasus dan 4 Korban Jiwa, Dinkes Gencarkan Imunisasi

top-news
https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

SUMENEP I Maduranetwork.id – Lonjakan kasus campak di Kabupaten Sumenep, Madura, memunculkan keprihatinan mendalam, terutama karena disertai dengan jatuhnya korban jiwa. Dalam rentang waktu Februari hingga Juli 2025, tercatat sekitar 800 kasus campak, dan empat di antaranya berujung pada kematian.

 

Data tersebut dirilis oleh Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep. Keempat pasien yang meninggal sebelumnya sempat mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit setelah dirujuk dari puskesmas.

 

“Kami mencatat hingga tanggal 28 Juni terdapat empat pasien campak yang meninggal dunia. Penyebabnya diduga karena adanya komplikasi yang memperburuk kondisi kesehatan mereka,” ujar Achmad Syamsuri, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes P2KB Sumenep, Senin (4/8/2025).

 

Menurut hasil investigasi epidemiologi yang dilakukan, meningkatnya jumlah kasus campak ini berkaitan erat dengan kondisi cuaca ekstrem yang melanda Sumenep dalam beberapa bulan terakhir. Perubahan cuaca yang drastis dinilai ikut menurunkan daya tahan tubuh, khususnya pada anak-anak.

 

“Cuaca yang tidak menentu sangat memengaruhi kekebalan tubuh anak, sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi campak,” jelas Syamsuri.

 

Dari seluruh kasus yang dilaporkan, lebih dari separuh—yakni sekitar 52 persen—dialami oleh anak-anak berusia 1 hingga 4 tahun. Usia ini termasuk kelompok paling rentan tertular campak, terlebih jika belum mendapat imunisasi dasar secara lengkap.

 

Sebagai respons terhadap kondisi tersebut, Dinkes P2KB Sumenep kini memperkuat pelaksanaan program imunisasi kejar. Fokus utamanya adalah balita dan anak-anak yang belum memperoleh imunisasi lengkap sebagai langkah pencegahan penularan lebih luas.

 

“Kami tengah menggencarkan imunisasi bagi anak-anak yang belum mendapatkan vaksin dasar. Ini menjadi perhatian serius kami,” tegas Syamsuri.

 

Masyarakat pun diimbau untuk tidak menunda membawa anak-anak mereka ke fasilitas layanan kesehatan terdekat. Imunisasi menjadi perlindungan utama, selain menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari. (rba)

 

https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *