Waspada Campak di Sumenep: 800 Kasus dan 4 Korban Jiwa, Dinkes Gencarkan Imunisasi
- Mohammad -
- 06 Aug, 2025
SUMENEP I Maduranetwork.id – Lonjakan kasus campak di Kabupaten Sumenep, Madura, memunculkan keprihatinan mendalam, terutama karena disertai dengan jatuhnya korban jiwa. Dalam rentang waktu Februari hingga Juli 2025, tercatat sekitar 800 kasus campak, dan empat di antaranya berujung pada kematian.
Data tersebut dirilis oleh Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep.
Keempat pasien yang meninggal sebelumnya sempat mendapatkan perawatan intensif
di rumah sakit setelah dirujuk dari puskesmas.
“Kami mencatat hingga tanggal 28 Juni terdapat
empat pasien campak yang meninggal dunia. Penyebabnya diduga karena adanya
komplikasi yang memperburuk kondisi kesehatan mereka,” ujar Achmad Syamsuri,
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes P2KB Sumenep, Senin
(4/8/2025).
Menurut hasil investigasi epidemiologi yang
dilakukan, meningkatnya jumlah kasus campak ini berkaitan erat dengan kondisi
cuaca ekstrem yang melanda Sumenep dalam beberapa bulan terakhir. Perubahan
cuaca yang drastis dinilai ikut menurunkan daya tahan tubuh, khususnya pada
anak-anak.
“Cuaca yang tidak menentu sangat memengaruhi
kekebalan tubuh anak, sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi
campak,” jelas Syamsuri.
Dari seluruh kasus yang dilaporkan, lebih dari
separuh—yakni sekitar 52 persen—dialami oleh anak-anak berusia 1 hingga 4
tahun. Usia ini termasuk kelompok paling rentan tertular campak, terlebih jika
belum mendapat imunisasi dasar secara lengkap.
Sebagai respons terhadap kondisi tersebut, Dinkes
P2KB Sumenep kini memperkuat pelaksanaan program imunisasi kejar. Fokus
utamanya adalah balita dan anak-anak yang belum memperoleh imunisasi lengkap
sebagai langkah pencegahan penularan lebih luas.
“Kami tengah menggencarkan imunisasi bagi anak-anak
yang belum mendapatkan vaksin dasar. Ini menjadi perhatian serius kami,” tegas
Syamsuri.
Masyarakat pun diimbau untuk tidak menunda membawa
anak-anak mereka ke fasilitas layanan kesehatan terdekat. Imunisasi menjadi
perlindungan utama, selain menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari. (rba)
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *