Mempermudah Belajar Bahasa Arab dengan Menerapkan Metode Belajar sambil Bermain

- Mohammad -
- 16 Jul, 2025
Belajar bahasa Arab seringkali dianggap sebagai tantangan besar, terutama bagi banyak orang yang berbahasa Indonesia. Perbedaan signifikan dalam huruf, tata bahasa, dan pengucapan menciptakan rintangan yang tidak mudah dilalui oleh para pelajar. Untuk lebih memahami tantangan ini, berikut wawancara Pemred MaduraNetwork, Moh. Rasul Junaidy dengan Ketua MGMP Bahasa Arab Prov. Jatim, H. Fujianto, M.Pd.
Ada
anggapan belajar bahasa Arab itu sulit?
Benar, anggapan
bahwa belajar bahasa Arab itu sulit memang sering ditemukan. Hal ini muncul
karena adanya perbedaan yang cukup signifikan antara bahasa Arab dan bahasa
Indonesia, baik dari segi huruf, tata bahasa, maupun pengucapan. Misalnya dalam penulisan huruf dalam bahasa Arab mulai dari kanan
sedangkan dalam bahasa Indonesia mulai dari kiri.
Apa faktor
utama yang mempengaruhi pandangan tersebut?
Menurut saya, faktor utama yang
mempengaruhi pandangan tersebut ada dua. Pertama, faktor internal termasuk pengalaman minim belajar bahasa Arab, kompotensi kebahasaan yang minim, sulitnya
membaca dan memahami arti dari setiap kosa kata bahasa Arab serta motivasi yang masih rendah. Perbedaan aksara
dan struktur kalimat yang tidak biasa juga membuat bahasa Arab tampak
menantang. Kedua, faktor eskternal, termasuk dukungan keluarga dan lingkungan siswa, metode pembelajaran
yang kurang menarik, kurangnya media pembelajaran yang digunakan dan adanya anggapan bahwa bahasa Arab hanya
digunakan untuk keperluan agama sehingga membuat anak didik kurang termotivasi
untuk belajar lebih luas.
Selain itu,
apa saja kendala yang sering dihadapi anak didik?
Kendala
yang sering dihadapi anak didik dalam belajar bahasa Arab, pertama pengucapan
yang berbeda. Bunyi beberapa huruf dalam bahasa Arab tidak ada dalam bahasa
Indonesia, seperti 'ain (ع) dan 'qaf' (ق). Kedua, kosakata yang terbatas. Banyak
anak didik yang kesulitan menghafalkan kosakata baru, apalagi jika tidak
memiliki konteks yang jelas. Ketiga, tata bahasa yang kompleks. Nahwu dan
shorof dalam bahasa Arab memiliki aturan yang cukup rumit untuk dipahami
oleh pemula.
Lalu, bagaimana
Anda membantu mereka mengatasinya?
Untuk
mengatasi kendala ini, saya menggunakan pendekatan yang bertahap. Pertama, saya
mengajarkan pengucapan melalui latihan fonetik secara berulang dengan bantuan
audio. Kedua, saya memperkenalkan kosakata dengan menggunakan gambar, benda
konkret, atau permainan agar anak didik lebih mudah mengingat. Ketiga, untuk
tata bahasa, saya memfokuskan pada struktur kalimat dasar terlebih dahulu
sebelum memperkenalkan aturan-aturan yang lebih rumit dan komplek.
Ada metode
lain agar pembelajaran bahasa Arab lebih menyenangkan?
Saya
menerapkan metode "belajar sambil bermain" untuk membuat pembelajaran
bahasa Arab lebih menyenangkan. Beberapa metode yang saya gunakan antara lain,
permainan bahasa seperti tebak kata atau kartu kosakata, pembelajaran berbasis
lagu. Anak didik belajar kosakata dan kalimat sederhana melalui lagu-lagu Arab,
penggunaan teknologi, Aplikasi pembelajaran bahasa Arab yang interaktif saya
gunakan sebagai sarana untuk latihan mandiri siswa di rumah serta role play
atau bermain peran, anak didik mempraktikkan bahasa Arab dalam situasi
sehari-hari, seperti berbelanja atau memperkenalkan diri.
Bagaimana
respon atau pengaruhnya dengan metode tersebut?
Anak didik
menjadi lebih antusias dan tidak lagi merasa bahwa belajar bahasa Arab adalah
sesuatu yang membosankan. Dengan adanya metode belajar yang variatif, mereka
terlihat lebih percaya diri dalam mengucapkan kata-kata Arab dan menggunakan kalimat
sederhana. Selain itu, suasana kelas menjadi lebih hidup, dan siswa cenderung
aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran. Dan yang menjadi spesial adalah anak didik bangga belajar bahasa Arab
dan mengunggah karya video percakapan mereka di media sosial masing-masing.
Fujianto (kanan)
bersama Kadis Pendidikan Provinsi Jatim, Dr. Aries Agung Paewai, S.STP., M.M..
Apa jenis
materi atau sumber yang dianggap paling efektif?
Materi yang
saya anggap paling efektif adalah yang bersifat kontekstual dan relevan dengan
kehidupan sehari-hari anak didik. Seperti buku pegangan siswa yang disusun secara kontekstual dan relevan dengan
kehidupan sehari-hari anak didik, buku cerita
pendek yang menggunakan bahasa Arab sederhana dan video animasi dalam bahasa
Arab dengan subtitle untuk pemahaman lebih baik serta materi berbasis
tema. Misalnya, tema keluarga, sekolah, atau makanan, sehingga siswa belajar
bahasa Arab dalam konteks yang mereka kenali.
Selain metode
yang Anda sebutkan tadi, apa punya cara lain agar siswa lebih bersemangat
belajar bahasa Arab?
Saya selalu
berusaha menunjukkan manfaat praktis dari belajar bahasa Arab, baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun untuk masa depan. Saya juga mengaitkan bahasa Arab dengan agama bahwa belajar bahasa Arab
akan mendapatkan pahala karena belajar bahasa Alquran. Saya juga memberikan penghargaan
bagi siswa yang aktif berpartisipasi atau menunjukkan kemajuan, seperti dengan
memberikan poin tambahan dalam penilaian. Selain itu, saya mencoba mengaitkan
pembelajaran bahasa Arab dengan budaya dan seni, seperti kaligrafi Arab atau
musik Arab, sehingga siswa dapat menikmati aspek budaya sambil belajar bahasa.
Anda punya indikator
untuk mengevaluasi perkembangan anak didik?
Ya, saya
menggunakan beberapa indikator untuk mengevaluasi perkembangan anak didik,
antara lain, kemampuan membaca dan menulis huruf hijaiyah dengan benar, penguasaan
kosakata dasar yang diajarkan, kecakapan menyusun kalimat sederhana dalam
bahasa Arab, keterampilan berbicara dalam bahasa Arab dalam konteks percakapan
sehari-hari. dan pemahaman mendengarkan (listening comprehension), mengukur
seberapa baik mereka memahami kata-kata dan kalimat dalam percakapan lisan.
Harapan
Anda ke depan soal pembelajaran bahasa Arab ?
Harapan
saya adalah agar pembelajaran bahasa Arab di sekolah dapat berkembang menjadi
lebih inklusif dan menarik bagi semua siswa, terlepas dari latar belakang agama
dan budaya mereka. Saya berharap bahasa Arab dapat dipandang sebagai bahasa
komunikasi internasional yang memiliki banyak manfaat praktis, baik untuk
tujuan akademik, profesional, maupun sosial. Upaya meningkatkan minat siswa
dapat dilakukan melalui pendekatan kreatif, seperti integrasi teknologi dalam
pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler berbasis bahasa Arab. Dengan begitu,
siswa dapat mencintai bahasa Arab bukan hanya sebagai kewajiban belajar, tetapi
sebagai keterampilan yang menyenangkan dan bermanfaat untuk masa depan mereka. (*)
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *