ASPIRASI BUDAYAWAN TADJUL ARIFIEN R.

- Mohammad -
- 26 Feb, 2025
Budayawan Madura, Tadjul Arifien R.: Bupati Sumenep jangan di Bawah Bayang-bayang “Sang Paman”
SUMENEP, Madura Network.id - Budayawan
Madura sekaligus penulis sejarah Sumenep, Tadjul Arifien R memberikan harapan
besar kepada kepemimpinan Bupati Sumenep, Dr. Fauzi Wongsojudo, SH, MH, dan
Wakil Bupati KH Imam Hasyim, SH.
Dalam wawancara dengan MaduraNetwork, Tadjul
menekankan pentingnya kemandirian kepemimpinan. Ia berharap bupati dan wakil
bupati yang baru tidak hanya menjadi simbol administratif, tetapi benar-benar
menunjukkan keberanian dalam mengambil keputusan yang berpihak kepada rakyat. ”Jadilah
pemimpin sejati, bukan sekadar boneka. Jangan hanya berdiri di bawah
bayang-bayang sang paman,” tegasnya.
Tadjul juga menyoroti kebijakan anggaran yang
dinilai lebih banyak digunakan untuk kegiatan seremonial dan hiburan daripada
program yang berdampak nyata bagi masyarakat. Ia mengkritik alokasi dana untuk
acara seperti Ul-daul dan karaoke, yang menurutnya tidak seharusnya
menjadi prioritas dalam tata kelola pemerintahan.
"Pemerintah
harus lebih peduli terhadap rakyat. Jangan hanya sibuk membangun pencitraan dan
menghamburkan anggaran untuk hiburan. Yang dibutuhkan masyarakat adalah
kebijakan konkret yang meningkatkan kesejahteraan,” ujarnya.
Salah satu sorotan utama Tadjul adalah stagnasi
angka kemiskinan di Sumenep, yang masih berkisar 17%. Menurutnya, pemerintah
daerah seharusnya lebih fokus menciptakan lapangan kerja dan mendukung
pertumbuhan ekonomi rakyat ketimbang mengoleksi penghargaan yang bersifat
seremonial.
”Rakyat
tidak butuh tumpukan sertifikat penghargaan. Mereka butuh bukti nyata bahwa
pemerintah bekerja untuk mereka,” tambahnya.
Selain ekonomi, Tadjul juga mengkritisi dominasi Ul-daul
dalam berbagai acara budaya di Sumenep. Meski menghargai seni tersebut, ia
menilai bahwa perhatian berlebihan terhadap Ul-daul justru mengancam eksistensi
seni tradisional Sumenep seperti saronen, mamaca, dan topeng.
"Saya
tidak anti Ul-daul, tapi jangan sampai budaya asli kita tersingkir. Jangan lupa
bahwa Sumenep punya warisan seni yang lebih tua dan berakar dalam
sejarah," tandasnya.
Tadjul berharap kepemimpinan baru tidak hanya sibuk
dengan citra dan simbol, tetapi benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat.
Baginya, keberanian untuk mandiri dan berpihak pada kesejahteraan masyarakat
adalah kunci utama menuju perubahan yang lebih baik bagi Sumenep. (rba)
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *