:
Breaking News

PERAYAAN IMLEK DI VIHARA AVALOKITESVARA PAMEKASAN, HARAPAN BARU DAN KEDAMAIAN DUNIA

top-news
https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

PAMEKASAN, MaduraNetwork.id – Di tengah nuansa meriah yang menghiasi sejumlah tempat di Indonesia, perayaan Imlek di Vihara Avalokitesvara, Dusun Candi, Desa Polagan, Kecamatan Galis, Pamekasan, Rabu (29/1/2025), tetap terasa khidmat dengan tradisi yang khas dan penuh makna. Tahun Baru Imlek kali ini menjadi momentum bagi umat Tionghoa untuk merenung dan menyambut tahun baru dengan harapan penuh kedamaian dan keberkahan.

Sejak malam pergantian tahun, suasana di vihara yang berusia ratusan tahun ini dipenuhi dengan lampion merah yang berkilauan, menghiasi setiap sudut bangunan yang didominasi warna serupa. Puluhan lilin besar menyala di sekitar altar Thian Kong, Tuhan utama dalam tradisi peribadatan, yang mengiringi doa-doa syukur bagi tahun yang telah berlalu dan permohonan berkah untuk tahun yang akan datang.

            Ibadah Khidmat di Vihara Avalokitesvara

Kosala Mahinda, ketua Yayasan Vihara Avalokitesvara dan generasi ke-11 pengelola vihara, menyambut kami dengan suasana yang tenang dan penuh rasa syukur. Kosala, yang kini bermukim di Kelurahan Lawangan Daya, Kecamatan Pademawu, menyebutkan bahwa perayaan Imlek di tempatnya tahun ini lebih fokus pada ibadah. Meskipun tidak ada acara besar seperti di kota-kota dengan jumlah umat Tionghoa yang lebih banyak, mereka tetap menyelenggarakan sembahyang khusus yang dimulai pada Selasa (28/1) tengah malam hingga Rabu (29/1) dini hari, sebagai tanda syukur dan harapan.

“Imlek bukan hanya soal pergantian tahun, tapi juga untuk berdoa bagi keberkahan dan kedamaian di tahun depan,” ujar Kosala. Umat Tionghoa yang merayakan Imlek biasanya mengunjungi vihara untuk membersihkan patung-patung dewa dan berdoa agar tahun baru membawa keberuntungan, kedamaian, dan kesehatan bagi keluarga serta masyarakat.

Makna dalam Setiap Detil

Di Vihara Avalokitesvara, patung Dewi Kwan Im yang dihiasi lilin dan dupa menyimbolkan keberuntungan dan kemakmuran. Bagi umat Tionghoa, lilin yang menyala melambangkan penerangan dan kelancaran rezeki, sedangkan warna merah yang mendominasi wihara dan dekorasi adalah simbol kebahagiaan dan keberuntungan.

Menurut Kosala, Imlek kali ini sangat spesial karena menjadi tahun Ular Kayu dalam siklus 12 shio. Setiap tahun memiliki keunikan dan makna tertentu yang dipercaya akan mempengaruhi keberuntungan umat, seperti tahun ini yang dianggap sebagai waktu yang tepat untuk menjaga perdamaian dunia dan mempererat hubungan antar umat manusia.

Harapan untuk Masa Depan

Kosala juga menyampaikan bahwa selain mendoakan kedamaian dunia, dirinya berharap untuk terus menciptakan kondisi yang kondusif di wilayahnya, dengan harapan agar tahun 2025 membawa kedamaian, kesehatan, dan keberkahan bagi semua. "Saya berharap tercipta kedamaian, kondusivitas, dan kesehatan yang baik untuk semua umat, baik dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat," ujar Kosala.

Sementara itu, meskipun tidak ada pertunjukan barongsai yang biasanya ada di kota-kota besar, Vihara Avalokitesvara tetap menjaga tradisi dengan khidmat. Pertunjukan barongsai, yang merupakan simbol pengusiran roh jahat, memang menjadi bagian dari perayaan besar di kota-kota besar, namun di Pamekasan, umat lebih fokus pada ibadah dan doa sebagai inti dari perayaan.

Imlek kali ini menjadi lebih dari sekadar pergantian tahun; bagi umat Tionghoa, ini adalah kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga, berbagi kebahagiaan, dan memperbaharui harapan untuk masa depan yang lebih baik, damai, dan penuh keberkahan. (rba)

 

https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *