PERAYAAN IMLEK DI VIHARA AVALOKITESVARA PAMEKASAN, HARAPAN BARU DAN KEDAMAIAN DUNIA

- Mohammad -
- 30 Jan, 2025
PAMEKASAN, MaduraNetwork.id – Di tengah nuansa meriah yang
menghiasi sejumlah tempat di Indonesia, perayaan Imlek di Vihara Avalokitesvara, Dusun Candi,
Desa Polagan, Kecamatan Galis, Pamekasan, Rabu (29/1/2025), tetap terasa
khidmat dengan tradisi yang khas dan penuh makna. Tahun Baru Imlek kali ini
menjadi momentum bagi umat Tionghoa untuk merenung dan menyambut tahun baru
dengan harapan penuh kedamaian dan keberkahan.
Sejak malam pergantian tahun, suasana di vihara yang berusia
ratusan tahun ini dipenuhi dengan lampion
merah yang berkilauan, menghiasi setiap sudut bangunan yang
didominasi warna serupa. Puluhan lilin
besar menyala di sekitar altar Thian Kong, Tuhan utama dalam
tradisi peribadatan, yang mengiringi doa-doa syukur bagi tahun yang telah
berlalu dan permohonan berkah untuk tahun yang akan datang.
Ibadah
Khidmat di Vihara Avalokitesvara
Kosala Mahinda, ketua Yayasan Vihara Avalokitesvara dan
generasi ke-11 pengelola vihara, menyambut kami dengan suasana yang tenang dan
penuh rasa syukur. Kosala,
yang kini bermukim di Kelurahan Lawangan Daya, Kecamatan Pademawu, menyebutkan
bahwa perayaan Imlek di tempatnya tahun ini lebih fokus pada ibadah. Meskipun
tidak ada acara besar seperti di kota-kota dengan jumlah umat Tionghoa yang
lebih banyak, mereka tetap menyelenggarakan sembahyang khusus yang dimulai pada Selasa (28/1)
tengah malam hingga Rabu (29/1) dini hari, sebagai tanda syukur dan harapan.
“Imlek bukan hanya soal pergantian tahun, tapi juga untuk
berdoa bagi keberkahan dan kedamaian di tahun depan,” ujar Kosala. Umat
Tionghoa yang merayakan Imlek biasanya mengunjungi vihara untuk membersihkan
patung-patung dewa dan berdoa agar tahun baru membawa keberuntungan, kedamaian,
dan kesehatan bagi keluarga serta masyarakat.
Makna dalam Setiap Detil
Di Vihara Avalokitesvara, patung Dewi Kwan Im yang dihiasi lilin dan dupa
menyimbolkan keberuntungan
dan kemakmuran. Bagi
umat Tionghoa, lilin yang menyala melambangkan penerangan dan kelancaran
rezeki, sedangkan warna merah yang mendominasi wihara dan dekorasi adalah
simbol kebahagiaan dan keberuntungan.
Menurut Kosala, Imlek kali ini sangat spesial karena menjadi
tahun Ular Kayu dalam
siklus 12 shio. Setiap tahun memiliki keunikan dan makna tertentu yang
dipercaya akan mempengaruhi keberuntungan umat, seperti tahun ini yang dianggap
sebagai waktu yang tepat untuk menjaga perdamaian dunia dan mempererat hubungan
antar umat manusia.
Harapan untuk Masa Depan
Kosala juga menyampaikan bahwa selain mendoakan kedamaian
dunia, dirinya berharap untuk terus menciptakan kondisi yang kondusif di
wilayahnya, dengan harapan agar tahun 2025 membawa kedamaian, kesehatan, dan
keberkahan bagi semua. "Saya berharap tercipta kedamaian, kondusivitas,
dan kesehatan yang baik untuk semua umat, baik dalam kehidupan pribadi maupun
masyarakat," ujar Kosala.
Sementara itu, meskipun tidak ada pertunjukan barongsai yang biasanya ada di
kota-kota besar, Vihara Avalokitesvara tetap menjaga tradisi dengan khidmat. Pertunjukan barongsai, yang
merupakan simbol pengusiran roh jahat, memang menjadi bagian dari perayaan
besar di kota-kota besar, namun di Pamekasan, umat lebih fokus pada ibadah dan
doa sebagai inti dari perayaan.
Imlek kali ini menjadi lebih dari sekadar pergantian tahun;
bagi umat Tionghoa, ini adalah kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga,
berbagi kebahagiaan, dan memperbaharui harapan untuk masa depan yang lebih
baik, damai, dan penuh keberkahan. (rba)
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *